Faktualsulsel.com, Makassar
Matius Sau1, Rombe2
1,2 Program Studi Teknik Elektro,Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar
Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 13 Daya, Makassar
Pendahuluan
Kabupaten Tana Toraja secara geografis terletak di bagian Utara Provinsi Sulawesi Selatan yaitu antara 2° – 3° Lintang Selatan dan 119° – 120° Bujur Timur, dengan luas wilayah tercatat 2.054,30 km2 persegi. Secara administratif, Kabupaten Tana Toraja meliputi 19 Kecamatan, 47desa/ kelurahan dan 112 lembang.
Tana Toraja merupakan salah satu kabupatan yang kaya dengan karya seni dan budaya serta adat-istiadat, memiliki wilayah yang unik karena penduduknya dominan bertani dan tinggal jauh dari kota sehingga sebagian pemukiman belum dijangkau listrik khususnya rumah tongkonan yang hanya dihuni pada saat ada pesta Rambu Solo’ sehingga kebutuhan akan listrik seakan-akan tidak dibutuhkan, namun demikian Rumah Tongkonon tetap membutuhkan penerangan sehingga terlihat rumah yang hidup. Keterbatasan energi listrik disebabkan rumah penduduk umumnya terpisah satu dengan yang lain (tidak berkelompok) dan berjauhan sehingga biaya pemasangan listrik PLN ke lokasi tersebut cukup mahal.
Pemanfaatan energi surya di Lemabng Tumbang Datu Kec. Sangalla Utara Tana Toraja selama ini hanya dimanfaatkan untuk pengering gaba secara langsung dengan sinar matahari sehingga membutuhkan sentuhan teknologi untuk kebutuhan lain sepeerti energy listrik untuk penerangan, charge Hp, dan sebagainya, agar masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup mereka.
Dari hasil survei dan diskusi Tim ke lokasi diperoleh beberapa informasi bahwa pendapatan masyakat di Tumbang Datu rata-rata dibawah UMP yaitu sebesar Rp. 650.000, /bulan, dengan pendidikan SD, SMP dan SMA. Kelompok masyarakat di Tumbang Datu yang menjadi Mitra memiliki Tongkonan sebagai salah satu objek wisata bagi Wisatawan/i di Tana Toraja sangat memprihatinkan karena hampir semua tongkonan tidak memiliki Listrik karena rata-rata rumah tongkonan tidak terhuni. Kondisi ini terjadi karena masyarakat sekitar dan pemilik tongkonan hanya mengurusi lahan pertanian untuk mencari nafkah dan tidak terpikir untuk mengelolah tongkonan sebagai sumber penghasilan.
Lembang Tumbang datu di Kecamatan Sangalla Utara Kabupaten Tana Toraja merupakan daerah yang memiliki banyak tongkonan dan perlu perawatan dengan melestarikannya khususnya dijadikan objek bagi tourist manca negara baik siang maupun di malam hari, karena itu perlu adanya listrik dalam lokasi wisata sehingga wisatawan dapat betah dan merasa nyaman saat berkunjung, seperti tersedianya pelayanan seperti charge HP, penerangan dan sebagainya.
Gambar 1. Tongkonaan Karuaya Di Tana Toraja
Berdasarkan justifikasi masalah, melalui diskusi antara Tim dan Mitra maka permasalahan prioritas yang harus ditangani melalui program IPTEKS adalah:
Masyarakat dapat membuat Sumber energi listrik dengan membangun Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)
Masyarakat mampu memanfaatkan lokasi Tongkonan untuk menjual hasil ukiran dan menghibur tourist dengan tari-tarian sehingga penghasilan masyarakat bisa meningkat
Masyarakat mampu membekali keterampilan dalam PLTS untuk kebutuhan khusus seperti charge hp dan sebagainya dengan menggunakan teknologi yang murah dan ramah lingkungan.
Masyarakat mampu membuat managemen yang baik, dalam pengembangan usaha dan untuk membuat usaha baru.
Masyarakat mampu meningkatkan produktifitas penjualan dengan bekerjasama dengan membuat atau bekerjasama dengan suatu kelompok usaha.
Masyarakat mamiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang murah dan ramah lingkungan.
Kenyataan seperti yang diuraikan diatas menjadi perhatian kami untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya sebagai sumber penerangan di sekitar Tongkonan, melakukan sosialisasi dan merubah mindset kelompok masyarakat di sekitar lokasi tongkonan yang menjadi objek wisata untuk meningkatkan pendapatan dengan manajemen usaha melalui program pengabdian kepada masyarakat kelompok seni di Lembang Tumbang Datu
Gambar 2. Teknologi surya sebagai solusi yang ditawarkan
Gambar 3. Tongkonan Sebelum PLTS terpasang
METODE PELAKSANAAN
Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan sebelumnya maka pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat di laksanakan di Tongkonan Karuaya, Lembang Tumbang Datu, Kecamatan Sangalla Utara Kabupaten Tana Torja
Gambar 4. Papan nama Lokasi
Pelaksanaan kegiatan ini dibagi atas beberapa bagian:
Tahap Persiapan Teknologi
Pada tahap ini, tim mempersiapkan komponen-komponen yang digunakan dalam membangun pembangkit listrik tenaga surya untuk penerangan di lokasi objek wisata Tongkonan seperti Panel surya, Accumulator, tiang, panel control, alat pengontrol, lampu dan aksesoris instalasi.
Tahap pembuatan pembangkit listrik tenaga surya
Setelah komponen-komponen pembangkit tenaga surya disiapkan, selanjutnya dilakukan perakitan dan pengujian untuk mengetahui bekerja atau tidak PLTS tersebut
Tahap pengoperasian sistem pembangkit listrik tenaga surya Setelah dilakukan perakitan dan pengujian, maka selanjutnya pembangkit listrik tenaga surya di bawah ke lokasi mitra (Tumbang Datu) untuk dioperasikan di Tongkonan Karuaya sebagai satu objek. Setelah pembangkit listrik ini beroperasi maka selanjutkan dilakukan sosialisasi dan memberdayakan masyarakat di Lembang Tumbang Datu cara pengoperasin dan pemeliharaan dari Pembangkit listrik tenaga surya agar sistem ini dapat bertahan dalam waktu yang lama.
Sosialiasi / Penyuluhan
Pada tahapan penyuluhan yang dilakukan antara Tim dan masyarakat dalam penerapan IPTEKS dibagi atas:
Cara pengoperasian dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Cara perawatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Penyuluhan mengenai cara mengelolah hasil karya seni
Penyuluhan mengenai cara membuat sistem pembukuan sederhana.
Penyuluhan kepada masyarakat mengenai cara-cara pemasaran yang baik dan efisien.
HASIL DAN PEMBAHASN
Berdasarkan justifikasi masalah yang dihadapi mitra di atas, maka hasil yang dicapai untuk merealisasikan program adalah memanfaatkan Panel surya sebagai sumber energi listrik di sekitar Tongkonan. Cara pengopersian serta pemeliharaan sangat sederhana dan tidak membutuhkan pengetahuan yang tinggi sehingga sangat cocok untuk diaplikasikan bagi kelompok Seni Di Lembang Tumbang Datu. Metode pendekatan yang ditawarkan ini dibuat sistem instalasi pembangkit listrik Tenaga Surya (Panel surya) dan untuk penerangan di sekitar Tongkonan menggunakan lampu yang hemat energi yaitu lampu LED.
Komponen utama PLTS
Komponen-komponen utama yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga surya di Lokasi Tongkonan adalah:
Panel surya
Gambar 5. Panel Surya
Bateray Control Relay (BCR)
Gambar 6. Jenis BCR
Baterai/Accumulator
Gambar 7. Baterai VRLA
Box Panel controller
Gambar 8. Box Panel
Lampu dan aksesoris
Gambar 9. Lampu dan aksesoris
Gambar 5. PLTS terpasang di lokasi Tongkonan
B. Analisis Kinerja PLTS
Pembangkit listrik tenaga surya yang telah di pasang di lokasi tongkonan. System kerja dari PLTS ini didesain untuk menerangi lokasi tongkonan pada malam hari mulai pukul 18.15 – 06.00 Wita dan padam pada pukul 06.00 -18.15 Wita seperti terlihat pada gambar 6.
Gambar 7. Penerangan di Tongkonan Karuaya menggunakan PLTS
Penerangan pada malam hari dapat dimanfaatkan oleh mitra untuk melakukan kegiatan tari dan menjual ukiran kepada touris yang berekunjung ke lokasi. Hal ini dapat meningkatkan penghasilan mereka dari sebelumnya yang hanya menjual pada siang hari saat waktu luang seperti selesai bercocok tanam.
Untuk siang hari, PLTS dapat dimanfaatkan untuk charge HP bagi masyarakat di lokasi Tongkonan atau pengunjung yang dating ke lokasi objek wisata Tongkonan Karuaya.
Penyuluhan / Sosialisasi PLTS
Dengan berfungsinya PLTS yang telah terpasang dilokasi tongkonan, maka selanjutnya dilakukan sosialisasi pengoperasian dan pemeliharaan PLTS kepada kelompok Mitra. Sosialisasi diberika dalam bentuk ceramah dan diskusi serta dokumen SOP untuk PLTS yang terpasang. Mitra bersama masyarakat sangat antusias untuk menjaga dan memelihara PLTS tersebut karena tidak membutuhkan biaya untuk pembayaran listrik dan ramah lingkungan
Kesimpulan
Berdasarkan uaraian dan analisa kegiatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Kegiatan pengabdian kepada Masyarkat menghasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 180 Watt hour dengan menggunakan dua buah baterai / Accumulator kapasitas masing-masing baterai /aki 12 V 65 Ah, dan baterai 12 Volt 36 Ah digunakan untuk menerangi lokasi Tongkonan Karuaya
Menghasilkan buku SOP (panduan pengoperasian dan pemeliharaan ) PLTS.
Memanfaatkan lampu LED sebagai sumber penerangan yang hemat energy.
Pengujian/Instalasi dan pelatihan / training pengoperasian PLTS.
Ucapan Terima Kasih
Ucapan Terimakasih kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah memberikan Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat tahun 2018 melalui DRPM Dikti sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik.
Sumber: 01 Faktual