Selamat ulang tahun pangkajene dan kepulauan


Jeneponto, Faktualsulsel.com- Momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW diharapkan mampu membendung dan memerangi berbagai pengaruh negatif yang dapat memecah persatuan masyarakat bunguncarammeng  Desa Samataring Jeneponto.

“Keteladanan Nabi Muhammad ini harus kita jadikan pegangan dalam memelihara persaudaraan dan kebersamaan masyarakat bunguncarammeng Desa Samataring dari berbagai ancaman perpecahan, seperti terjadinya perselisihan dan kesalahpahaman hanya karena persoalan sepele,” kata Imam  Masjid Babul Khaer Bunguncarammeng, Sarifuddin Nuntung, di Bunguncarammeng Desa Samataring Jeneponto, Ahad 10 Desember 2017.
Menurut dia, peringatan Maulid Nabi juga harus menjadi bahan merefleksi untuk kembali menghadirkan “Nur” Muhammad yang mencerdaskan dan menguatkan umat.

Sarifuddin Nuntung menilai peringatan Maulid Nabi Muhammad sejatinya bisa mengukuhkan kesadaran umat untuk meneruskan perjuangan Nabi. Caranya, lanjut dia, menyebarkan dakwah Islam yang mengajarkan keimanan serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

Nabi Muhammad, kata dia, sosok figur globalisasi pertama dalam sejarah umat manusia. “Nabi Muhammad itu adalah betul-betul rahmatan lil alamin. Dia merupakan tokoh pemersatu di dunia ini,” katanya.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad juga diharapkan kembali menyadarkan seluruh umat Islam bahwa Nabi Muhammad figur yang harus diteladani.

Selama hidupnya, kata dia, Nabi Muhammad itu tidak pernah mengedepankan kekerasan dalam menghadapi segala macam permasalahan.

“Bisa dikatakan dalam menghadapi segala macam permasalahan, Nabi Muhammad lebih menekankan kepada aspek perdamaian, persaudaraan, toleransi, persamaan dan keadilan. Itu yang dilakukan Nabi pada saat itu,” katanya.

Khusus di Bunguncarammeng Desa Samataring Jeneponto, dia menghimbau seluruh lapisan masyarakat dapat mengimplemetasikan arti penting dari peringatan Maulid Nabi.

Masyarakat, kata dia, juga harus mengimplementasikan akhlakul kharimah atau akhlak baik dan sikap terpuji dari Nabi Muhammad.
“Masyarakat Bunguncarammeng harus bisa mencontoh akhlakul kharimah Nabi Muhammad sebagai pribadi, Nabi sebagai anggota keluarga rumah tangganya sendiri, Nabi sebagai kepala negara, Nabi sebagai ilmuwan, Nabi sebagai seniman dan bahkan Nabi juga pernah sebagai pedagang. Jadi Nabi Muhammad itu bisa dikatakan sebagai multitalenta,” tuturnya.

Dia menjelaskan, ketika menunjukkan multitalentanya, Nabi tidak pernah menyinggung perasaan orang lain. “Itu yang sangat penting. Yang sekarang ini harus bisa kita contoh dan lakukan itu, bagaimana kita ini bisa maju tanpa harus menyinggung orang lain. Kalau kita maju lalu harus menginjak atau menyinggung perasaan orang lain, tentunya itu bukan cara yang pernah dilakukan Nabi Muhammad,” Jelasnya.

Laporan : Nurdin Manurung

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *