Selamat ulang tahun pangkajene dan kepulauan


Tana toraja,-faktualsulsel.com-Pemerintah Kabupaten Tana Toraja melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Tana Toraja menggelar Pertemuan Penguatan Pelaksanaan 5 Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), Selasa (15/9/2020).

Kegiatan yang digelar di Ruang Pola Kantor Bupati Kabupaten Tana Toraja ini dihadiri Dinas Kesehatan Provinsi, Sarmada, SKM, M.Kes, Koordinator Provinsi STBM dan Kasri, SKM, M.Kes, Kasie Kesling Kesjaor Provinsi Sulsel sebagai narasumber, Para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Tana Toraja. Hadir juga TNI, Tim Penggerak PKK, Para Camat se-Kabupaten Tana Toraja, Para Kepala Puskesmas serta Para Petugas Sanitarian Se-Kabupaten Tana Toraja.

Para Peserta pertemuan tetap mengikuti Protokol Kesehatan dengan Wajib memakai masker, cuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak.

STBM Tingkat Kabupaten Tana Toraja ini dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Tana Toraja, DR. Ir. Semuel Tande Bura, MM. Dalam sambutannya, beliau mengatakan mendukung penuh percepatan pencapaian 5 pilar STBM ini dengan strategi masing-masing Desa-Kelurahan yang dipelopori Camat dan didampingi petugas sanitarian.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Tana Toraja, dr. Ria Minolhta menjelaskan terkait 5 perubahan perilaku hygienis yang biasa dikenal sebagai 5 pilar STBM.
Kelima pilar itu yakni :
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan
2. Cuci Tangan Pakai Sabun
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan di Rumah Tangga
4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga

“Tujuan kegiatan ini adalah motivasi untuk mendorong pemahaman masyarakat tentang kebutuhan hidup bersih, perilaku higenis dan sanitasi yang sehat,” ungkap Kadis Kesehatan, dr. Ria M.

Lebih lanjut, dasar dilakukan kegiatan ini karena kesadaran masyarakat tentang sanitasi masih kurang dengan perilaku masyarakat yang masih sering buang air besar sembarangan.

Selain itu, STBM ini memiliki indikator outcome dan output. Indikator outcome STBM yaitu menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku.

Sedangkan indikator output STBM meliputi beberapa hal, salah satunya setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat.

“Dengan melihat kondisi desa ODF (open defecation free) atau desa stop buang air besar sembarangan yang ada di Kabupaten Tana Toraja cakupannya masih rendah sangat diperlukan kerjasama lintas sektor yang berkesinambungan dan bagaimana mengadvokasi ke pemerintah lembang/kelurahan agar berperan aktif dalam memberikan dukungan dan komitmen dalam menuntaskan masalah BABS,” ungkap Kasri, SKM, M.Kes.

Perubahan perilaku akan terjadi dengan adanya dukungan seperti tersedianya sarana dan prasarana pendukung, pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang meningkat serta dukungan kebijakan dari pemerintah. Diharapkan juga kepada lintas program dan lintas sektor dapat mengambil peran dalam meningkatkan akses sanitasi

Dasar Kegiatan RPJMN 2020-2024, Program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga, Upaya Peningkatan Pencegahan Stunting dan penurunan kejadian angka stunting. (**/Bahtiar Azis)

*Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tana Toraja*

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *