Selamat ulang tahun pangkajene dan kepulauan


Pangkep,Faktualsulsel.com Kantor Kelurahan Bonto Matene yang terletak di jalan poros Makassar – Pare kecamatan Segeri Kabupaten Pangkep pada Rabu 10/6/2020 menjelang, hingga siang ramai dipadati warga yang ternyata merupakan demo yang sudah diwacanakan warga beberapa hari sebelumnya tentang masalah tuntutan untuk pergantian ketua RK 5 Mangkaca. Dari hasil demo yang dihadiri sekitar seratusan warga tersebut diantaranya Pak Aryad, Udin, Opi dan Anto yang dihadapi oleh

Lurah Hamka, SH, M.Si didampingi para staf dan beberapa perangkat, pendamping PKH kelurahan Rezki Novitasari dan Mansyur, Babinsa Serka Burhan, Babinkantibmas Brigpol Ewen dan Kanit lantas wakili Kapolsek serta hampir 10 person wartawan dari berbagai media berbeda. Meski ada beberapa warga yang tak sependapat untuk disebut demo termasuk Lurah Hamka yang mengatakan ini kegiatan mencari solusi, mau menampung keluhan-keluhan warga, mau meluruskan permasalahan, ternyata menurut warga dari RK tersebut, mereka mendatangi kantor Kelurahan ngotot guna mengusulkan pergantian ketua RK nya tersebut, menuru mereka disebabkan oleh perasaan ketidakadilan atas perlakuan serta cara memimpin dari ketua RK Bu Nurlina.
Menurut warga sebenarnya yang ketua RK sebenarnya di tempat tersebut adalah ketua RK yang cukup adil dan disukai atau cocok bagi semua warga RK ini, namun RK yang bersangkutan saat ini kemungkinan menetap agak lama di luar daerah yang belum kembali sampai saat ini, dan entah bagaimana ceritanya diduga mereka atau atas kelihaian dan kepintaran dari Nurlina tersebut

hingga dirinya menjadi RK yang sampai saat ini dijabat olehnya. Diungkap warga pula bahwa pembagian bantuan-bantuan dan penyampaian informasi menyangkut kepentingan warga masyarakat dari pemerintah oleh Nurlina kurang berimbang atau tidak adil dalam artian berat sebelah dan menganaktirikan warga yang lainnya khusus bagi warga ditunjuk arah kesebelah Utara dari tempat tersebut berada.
Sementara pada demo tersebut hadir pula cukup banyak dari pendukung yang masih menginginkan Nurlina tetap sebagai ketua RK saat diungkap-ungkap tentang pergantian oleh pihak warga yang dari Utara tersebut maka dari pihak warga sebelah selatan dimana Nurlina berdomisili sebagian besar menentang bahwa mereka tidak setuju kalau RK Nurlina diganti. Maka dari dua opsi yang yang termasuk dalam suasana yang cukup alot, tegang dan panas tersebut karena di bagian warga yang tinggal di Mangkaca sebelah utara bahwa bahkan ada beberapa yang termasuk keluarga Nurlina sendiri tidak menyetujui bahkan tidak senang kepada Nurlina, tetapi warga dari sebelah selatan Mangkaca terus mempertahankan dan menentang perihal tersebut dengan mengatakan masih suka sama Nurlina.
Adapun menyangkut tuntutan warga untuk memberhentikan atau mengganti Nurlina beralasan bahwa ibu Nurlina dalam berbagai kebijakan untuk pengurusan administrasi seperti KK dan KTP dan lain-lainnya meminta ongkos biaya transportasi atau bayar, sementara di pihak warga yang berseberangan tetap mempertahankan Nurlina, antaranya Bu Suryani, Ratna katanya mengharapkan yang terbaik serta yang ngotot lainnya yang tidak bersedia disebutkan identitasnya mengatakan bahwa biaya atau ongkos yang diberikan kepada Nurlina bukanlah atas permintaannya beliau RK tetapi mereka warga sendiri yang ikhlas memberikan ongkos atau biaya tersebut kepada Nurlina.
Atas perdebatan yang tidak mencapai kesepakatan dan tak berujung pangkal akhirnya Lurah Hamka tersebut mengambil sikap dengan tegas menyampaikan kepada warga dan mewacanakan untuk mengadakan pemilihan yang secara musyawarah mufakat atau demokrasi yang nanti dilaksanakan di RK tersebut, untuk itu pada kesempatan ini Hamka meminta tiga atau beberapa nama orang untuk dicalonkan sebagai calon ketua RK yang nanti menjadi kandidat RK pada pemilihan yang dimaksud.
Kendati ada beberapa warga yang keberatan untuk pemilihan tersebut dengan alasan bahwa Nurlina tidak layak sebagai RK karena sudah banyak melakukan pelanggaran KKN, namun masih berprokontra tersebut ditanggapi oleh Pak Lurah bahwa itulah keputusan terbaik dari proses

demokrasi karena kalau pemilihan pimpinan yang berdasarkan kemauan atau kehendak sebagian warga bukankah demokrasi maka yang seperti itu kurang pantas diberlakukan. Adapun alternatif selanjutnya dari wacana pemilihan RK tersebut kemungkinan atau jika memungkinkan akan dibentuk 2 RK dalam artian RK dipecah menjadi dua, dan jika tidak memungkinkan selain memilih seorang ketua RK maka akan mempertimbangkan kemungkinan untuk adanya 2 RT atau yang semisal dengan hal tersebut sebagai pembantu di bawah RK, dalam bincangannya.

Laporan. : (Hamza/Yunus)

Editor. : ( Suardi )

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *